"REMEMBER YOU CHILD"


 


SKENARIO
Dari cerpen karangan  : Risa Adistrianti
Penulis                           : Irna setiani, Chandra PP

Scene 1
Aku : “ Sudahlah, tak usah ayah antar aku ke sekolah”
Ayah : ” Tak bisa lah kau macam tu, ayah antar kau sampai ke sekolah”
Aku : “ Tapi yah, bagaimana bisa dengan baju ayah yang macam itu? Apa lah nanti kata kawan-kawan baruku di SMP... apalagi ini hari pertamaku masuk sekolah, yah “
Ayah : “ Kamu tak terima dengan keadaan ayah seperti ini? Tak ada tapi-tapi. Tetap akan ayah akan antar kau! Ayolah cepat”

Scene 2 ( sekolah )
Aku : “ Lihat yah, Apa aku bilang? Mereka semua mentertawakan kita yah!”
Ayah : “ Biarkanlah tak usah kau perdulikan !”
Piguran 1 : “ Lihat itu ayahnya menggunakan baju compang-camping, topi merah jambu”
Piguran 2 : “Anaknya pun sepatunya seperti rongsok, Ada badut nih masuk sekolah elit”
Piguran 1,2: “Hahahahahahahahaha”
Aku : “ Gara-gara baju compang-camping Ayah dan topi tikus itu, mereka jadi menertawakan kita. Apalagi dengan sepatu yang kupakai ini”
Ayah : “ Tak usah lah kau banyak mengeluh, walaupun sepatu itu ayah pungut dari barang rongsok, tapi kau masih bisa memakainya. Sekarang kau cepat masuk kelas, telat kau nanti!”
Aku : “Bagus ??? coba lihat lah kawan-kawan ku dikelas, sepatu mereka bagus-bagus!”
Ayah : ”Hei nak, stop lah kau mengeluh terus. Cepatlah sana kau masuk kelas! Belajar yang benar!”
Aku :”Baiklah yah”

( Setelah pulang sekolah - Anak-anak  Geng  menghampiri ...)
A : “ Hei anak udik ...” (sambil agak mendorong tokoh utama)
Aku : “ Siapa pula kalian ni?? Mau apa kalian??”
B : “ eh guys ... ngerasa bau terasi gak sih ? terasi dengan tumpukan sampah ?”
C : “ Oh my God, baunya kagak nahan!! Bau apa yah?”
B : “ Paling bau si Anak Sepatu Sampah ini niih ...  Sepatunya aja rongsok gini, apalagi kakinya ... uhhh.... pastiii bauuu banget, hahahaha”
Aku : “Seenaknya kau ucap macam tu” (sambil mendorong salah 1 anak geng)
D : “Heh anak kampung, berani sama kita? Lo gak tau siapa kita, haah?”
A : “Hajarrr ajjaaa maBrooo”
( Kemudian, para geng dengan teganya menghajar dan melempar sepatu tokoh utama)

Scene 3 (Rumah)
Aku : “Alamak, sakit sekali ini ... kurang ajar mereka tuh!”
Ayah : “Hei nak, kenapa pula muka kau ni? Habis berantem pula kau ni? (sambil membawa lidi)
Aku : “ tidak yah ... Aku dikeroyok sama anak-anak geng disekolahku, benar lah yah, aku tidak bohong ... ampun yah !”
Ayah : “Tak usah lah kau bohong ... baru awal kau masuk sekolah, sudah berulah kau, mau jadi apa kau naaakkkk ??? Kasihan pula lah ibu kau di Syurga sana bila kau seperti ini ( Marah sambil memukuli tokoh utama dengan lidi)
( Menyimpan sapu lidi, amarahnya diturunkan)
Ayah : “ Mana sepatumu nak? Apa kau buang sepatumu itu?”
Aku : “ Sudah ku bilang, aku dikeroyok orang. Sepatuku juga mereka lempar ! Percayalah ayah kepadaku ...”
Ayah : “ Mec ... mec ... mec ...”
Aku : ” Carikanlah sepatu baru untukku, pakai apa aku kesekolah besok ??”
Ayah : “Uang dari mana nak?? Kau pikir dengan daun ku belikan sepatu baru untuk kau? Sudahlah, makan dulu sana ... Ayah berangkat dulu”
Aku : (Menuju dapur dan membuka tudung saji) “ih..” (nasi tersebut dikerubungi lalat dan kemudian di tutup kembali)

Scene 4 (Rumah sore hari)
Ayah : “Nak, lihat ayah membawakanmu sepatu”
Aku : “Wah.. coba aku lihat. Sepatu macam apalah ini? Tak beda jauh dengan sepatu lamaku”
Ayah :  “yang penting kau bias ke sekolah kan? Ayah membawakanmu makanan, sudah makan dulu sana! ”
(Tokoh utama melihat secarik kertas iklan)
Aku : wah ada lomba lari ni....
         Juara 1 handphone Juara 2 Lemari belajar 3 Sepatu boleh juga nih...
        Aku harus mendapatkan sepatu itu

Scene 5 (Perlombaan)
(Sudah siap siap tiba-tiba sepatunya robek)
Aku : lihat yah sepatunya robek, bagaimana aku bisa mengikuti perlombaan itu yah ?
Ayah : sini ayah jahit dulu nak (kembali kedalam rumah)
Aku: ayo cepat ayah aku tidak mau terlambat,sebentar lagi perlombaan akan dimulai
Ayah: sabar nak,tak usah banyak bicara sepertinya sudah selesai sepatunya ayo kita pergi sekarang nak,

Di tempat perlombaan
Wasit : “bersediaa, siap,”
Aku : “tungggggggggguuuuuuuuuuuuuu...............!!!”
Ayah: “ayo nak kamu pasti bisa ,ayah mendukungmu......!!!”
Aku: “baik yah,doakan aku ...”
Wasit : “bersedia, siap, mulai”

(setelah akan finish sepatunya jebol lagi dan ia melepaskanya)
Juri : “juara 2 dimenangkan oleh….(piguran3) dan juara 1 dimenangkan oleh Giriiiing (tokoh utama)”
Aku : “ Yaaaaaahhhhh ...” (muka kecewa)
Ayah : “nak, kau juara pertama nak, selamat nak ...” (sambil memeluk)
Aku : (muka kecewa)
Ayah : (keheranan)”mengapa ekspresimu seperti itu, nak?”
Aku : (tanpa menjawab pertanyaan ayahnya, langsung menghampiri juara 3) “ bolehkah saya menukar hadiahku dengan hadiahmu itu? Saya sangat ingin sepatu”
Juara 3 : “Ya, dengan senang hati”
Scene 6  (Pulang ke rumah)
Ayah : ”bukalah hadiah itu nak, kita lihat seperti apa isinya”
Aku : “baiklah akan ku buka, ayah”
(Beberapa saat setelah dibuka, muka Giring tiba-tiba berubah kebingungan)
Aku : “Haaaaahhhhh, sepatu macam apa? Warnanya merah muda begini”
Ayah : (tertawa terbahak-bahak) “bagaimana kau akan memakainya, nak? Nanti bisa-bisa kau disebut Pinky Boy”
Aku : “Janganlah kau menertawakan aku seperti itu, yah ..., tapi apa boleh buat, akan kupakai juga sepatu ini”

Scene 7 (Sekolah)
Geng : “ Hahahahahaha .... cowo koq pake sepatu Pink”
A : “Pinky Boy dong ...”
B : “Cuco deeccch”
C&D : “ Hahahahaah”
Aku : (Menunduk saja, berjalan tanpa ekspresi, kemudian mengangkat kepala dan berkata) “ Apa sih mau kalian??”
Geng : “ Mau kita???? Lo masi berani sama kita???”
Geng 4   (mendorong aku , melempar  tas aku, lalu isi tas jatuh)
Aku      : “Tak usah lah kalian lempar tas ku seperti itu ! “
Lalu Gengber4 malah mengeroyok aku habis-habisan
Rio  pun tiba-tiba datang dan menolong aku
Rio       : “Hei kalian !!”(teriak rio) “Apa-apaan kalian ini ?!”
Geng D : “Hei kau , gak usah ikut campur !” (jawab si D)
Geng B            : “Hajar aja Gan…!!”
Rio       : “argggggghhhh !!”(dihajar habis-habisan oleh geng4).
Geng A            :” Eh bro….kayaknya modar nih anak bro ? gimana nih?”
Geng B            : “Kabur aja yu gan…. Kita cabut !!”
Aku      : “Hei kalian jangan kabur !!” ( mencoba bangun dan menghampiri Rio). “Rupanya sudah tidak bernafas… bagaimana ini ??”(aku merasa kebingungan dan takut).
Guru    : “Anak itu Pak, yang membuat kericuhan disekolah , dia yang menghajar anak itu.” (sambil menunjuk kepada Aku)
Polisi    : “Dia sudah tak bernyawa lagi Pak.”(memeriksa Rio). “Ayo kamu ikut kami ke kantor polisi !”
Aku      :” Sungguh Pak, bukan saya yang menghajar Rio”(bela Aku)
Geng A            :” Tangkap saja Pak,kita lihat dengan mata kepala kita sendiri dia yang menghajarnya!”
Polisi    : “Ayo ikut kami !!” (sambil menarik aku).

Scene 8 (Kantor Polisi)
Aku : ”Sungguh yah, bukan saya yang melakukan itu, saya difitnah”
Ayah : “ Sangat kecewa ayah dengan kau, sia-sialah ayah mendidik kau, nak “
Aku : “ Yah, Aku tak melakukan hal itu, sungguuuuhhh bukan aku yaanng ... (belum selesai bicara, ayahnya membentak)
Ayah : (membentak) “Sudahlah ...” (sambil pergi)
Aku : “ Jangan pergi yah, tolong bantu aku ... Aku sungguh-sungguh tidak bersalah, Pak polisi bagaimana pula urusanya ini? Saya tidak terima pak, Bawalah kemari saksi-saksi itu”
Polisi : “ Baiklah kita bawa mereka kemari”
Aku : ( dengan suara lantang) Siapa yang membunuh Rio?? Ayo mengakulah kalian”
Geng C : “ ka .. ka .. kamii eh kami eh ia pak..pak..pak betul kami lah pelakunya” (latah)
Geng A : “ Tidak pak, dia ini bercanda “ (sambil menginjak kaki C)
Geng C : “aw.. aw.. eh Betul pak, eh bet ... betuul tadi kami yang membunuhnya”
Aku : “Terbukti pak, saya tidak bersalah kan “
Polisi : “Kalian kami tangkap” (ke geng)



 
Diberdayakan oleh Blogger.

Anu Ninggal