Secondhand Serenade-fall for you
The best thing about tonight's that we're not fighting
Could it be that we have been this way before
I know you don't think that I am trying
I know you're wearing thin down to the core

But hold your breathe
Because tonight will be the night
That I will fall for you
Over again
Don't make me change my mind
Or I won't live to see another day
I swear it's true
Because a girl like you is impossible to find
You're impossible to find

This is not what I intended
I always swore to you I'd never fall apart
You always thought that I was stronger
I may have failed but I have loved you from the start

Oh, But hold your breathe
Because tonight will be the night
That I will fall for you
Over again
Don't make me change my mind
Or I won't live to see another day
I swear it's true
Because a girl like you is impossible to find
It's impossible
So breathe in so deep
Breathe me in
I'm yours to keep
And hold on to your words
Cause talk is cheap
And remember me tonight
When you're asleep

Because tonight will be the night
That I will fall for you
Over again
Don't make me change my mind
Or I won't live to see another day
I swear it's true
Because a girl like you is impossible to find

Tonight will be the night
That I will fall for you
Over again
Don't make me change my mind
Or I won't live to see another day
I swear it's true
Because a girl like you is impossible to find
You're impossible to find


Frans Rumbinu, Pemaen Saksofon “Sisir”

 

Aku terhenyak… can’t say anything… not because there is something bad happen.. tapi kekaguman sama seseorang… aku bisa katakan dia.. Luar Biasa…


Unbelievable banget creativity of Human… emang batas kemampuan manusia itu ga jelas… tergantung gimana kita memanfaatkannya…

Dengan bermodalkan sisir dan kantong plastik, Frans Rumbinu mampu menirukan alunan saksofon bak Kenny G. Keahlian unik ini membawa Frans manggung di Belanda.
Bermain musik kadang tak harus menggunakan instrumen baku seperti gitar atau piano. Sejumlah barang di sekitar pun bisa menghasilkan alunan musik menarik. Dan Frans Rumbinu memilih berkesenian dengan meniupkan sisir yang dimasukkan dalam kantong plastik. Bunyi yang dihasilkan mirip saksofon yang mendayu-dayu dan trombone yang bersuara sedikit lebih berat namun riang.
Tak heran, lelaki kelahiran Pulau Wundi di Kabupaten Biak, Papua, ini mampu menirukan alunan musik saksofon bak musisi dunia, Kenny G. “Alunan itu saya temukan dengan cara tak sengaja,” kata Frans dalam dialog bersama Bayu Sutiyono di Studio Liputan 6 SCTV, Jakarta, Ahad (27/7) pagi.
Awalnya, pria berusia 31 tahun itu menemukan “alat musik” unik itu saat menonton pertandingan sepak bola dalam Pekan Olahraga Daerah Papua di Jayapura. Saat itu, sebagian besar penonton melakukan berbagai cara untuk mendukung kesebelasan kesayangan mereka. Ada yang hanya berteriak maupun memainkan alat-alat musik. Namun, karena kala itu hanya ada sisir dan kantong plastik, Frans memanfaatkan kedua benda tersebut untuk mengeluarkan bunyi untuk menyemangati kesebelasan kesayangannya. Tak disangka, dari situlah ia mulai menyukai dan mendalaminya hingga dapat memainkannya dengan fasih.
Kendati begitu, Frans mengaku, bakat alam ini diperolehnya sebagai orang pantai. Sejak kecil, sembari mencari ikan ia biasa memainkan bunyi-bunyian ini dengan selembar daun atau kulit kerang. Namun, menginjak remaja dan menjadi penyanyi gereja, ia baru mencoba memainkan sisir dan plastik yang berfungsi menggantikan alat tiup saksofon. Sedangkan bunyi yang keluar dari kedua alat tersebut berasal dari paduan antara napas perut yang sudah terlatih dibantu dengan plastik.
Sejauh ini, Frans mengaku, bakat alamnya itu telah membawa rezeki tersendiri. Bermodalkan keahlian memainkan alat musik itu, kini Frans mampu menghidupi istri serta kedua anaknya di Jakarta. Bahkan, ia pun sempat manggung di sejumlah kota di Belanda. Tak hanya itu, sebuah surat kabar harian setempat sempat memuat kegiatannya selama pentas di sana. Itulah sebabnya, ia terus berusaha untuk mendalami keahliannya.
Agar lebih oke, pria berkulit gelap itu kini mengikuti kursus saksofon. Seperti yang lainnya, musisi yang juga mampu bernyanyi dengan baik ini berharap dapat masuk dapur rekaman. Namun, keinginan itu belum terwujud sekarang. “Saat ini, baru dilirik. Tapi, belum tanda tangan kontrak,” kata mantan petinju dan pesepak bola itu, tertawa.




















Diatas adalah video dari lagu dari Mawaddah berjudul Ingatlah kematian

Lirik

Ingatlah kematian - mawaddah

ingatlah kematian itu
dari detik ke detik
dan dari saat ke saat
Justru itu Allah
tidak janjikan kematian kita
di waktu tua

Begitu juga Allah tidak janjikan kematian kita
disebabkan sakit
tidak pun sakit pun boleh mati juga

Oleh itu jangan senang hati
kematian pasti kan berlaku
tunggulah kematian dari nafas ke nafas
agar kita tidak angan-angan melalaikan

Ingatlah sentiasa Tuhan setiap waktu
karena kematian kita tidak tahu
Ingatlah mati di dalam sebarang hal
agar kita sentiasa gentar dengan Tuhan

Oleh itu bersiap sedialah usahakan iman dan taqwa
sebagai bekalan menuju akhirat yang kekal abadi
Hidup di dunia hanya sekali
bila pergi tak akan kembali
tersilap di dunia padahnya diterima di sana

Mengapa kita belum pun menambah amalan
sedangkan umur makin lama berkurangan
apabila sudah sampai ke sempadan akan menyesal

Oleh itu bersiap sedialah usahakan iman dan taqwa
sebagai bekalan menuju akhirat yang kekal abadi
Hidup di dunia hanya sekali
bila pergi tak akan kembali
tersilap di dunia padahnya diterima di sana.



By ProMu Ass...
Pupuh (bahasa Sunda: Pepeuh) adalah bentuk puisi tradisional Sunda yang memiliki jumlah suku kata dan rima tertentu di setiap barisnya. Terdapat 17 jenis pupuh, masing-masing memiliki sifat tersendiri dan digunakan untuk tema cerita yang berbeda.

  • Asmarandana, bertemakan cinta kasih, birahi
  • Balakbak, bertemakan lawak, banyolan
  • Dangdanggula, bertemakan ketenteraman, keagungan, kegembiraan
  • Durma, bertemakan kemarahan, kesombongan, semangat
  • Gambuh, bertemakan kesedihan, kesusahan, kesakitan
  • Gurisa, bertemakan khayalan
  • Jurudemung, bertemakan kebingungan
  • Kinanti, bertemakan penantian
  • Lambang, bertemakan lawak dengan aspek renungan
  • Magatru, bertemakan penyesalan
  • Maskumambang, bertemakan kesedihan yang mendalam
  • Mijil, bertemakan kesedihan yang menimbulkan harapan
  • Pangkur, bertemakan perasaan sebelum mengemban sebuah tugas berat
  • Pucung, bertemakan rasa marah pada diri sendiri
  • Sinom, bertemakan kegembiraan
  • Wirangrong, bertemakan rasa malu akan tingkah laku sendiri
  • Ladrang, bertemakan sindiran


conto pupuh ...

1. PUPUH ASMARANDANA

PIWURUK SEPUH
Ngariung di tengah bumi,
pun biang sareng pun bapa,
jisim abdi diuk mando,
husu ngupingkeun pituah,
piwejang ti anjeunna,
pituduh laku rahayu,
piwejang sangkan waluya.

2. PUPUH BALAKBAK

DAYEUH BANDUNG
Dayeuh Bandung kiwari teuing ku rame-araheng,
gedong-gedong pajangkung-jangkung wangunna-alagreng,
tutumpakan-tutumpakan balawiri lalar liwat-garandeng.

3. PUPUH DANGDANGGULA

MILANG KALA
Dinten ieu estu bingah ati,
ku jalaran panceg milang kala,
kenging kurnia ti Alloh,
rehing nambahan taun,
tepung taun umur sim abdi,
henteu weleh neneda,
ka Gusti Nu Agung,
malar umur teh mangpaat,
tebih bahla turta pinarinan rijki,
sumujud ka Pangeran.

4. PUPUH DURMA

LEMAH CAI
Nagri urang katelah Indonesia,
diriksa tur dijaring,
sumirat komarana,
berkahna Pancasila,
ageman eusining nagri,
yu sauyunan,
ngawangun lemah cai.

5. PUPUH GAMBUH

KADUHUNG
Kaduhung sagede gunung,
kuring sakola teu jucung,
lalawora resep ulin,
hanjakal tara ti heula,
ayeuna kari peurihna.

6. PUPUH GURISA

SI KABAYAN
Si Kabayan lalamunan,
pangrasa bisa nyetiran,
motor atawana sedan,
poho keur eundeuk-eundeukan,
na dahan emplad-empladan,
gujubar kana susukan.

7. PUPUH JURU DEMUNG

ADIGUNG
Lolobana mungguh jalma,
embung hina hayang agung,
hayang hirup mukti,
tapina embung tarekah,
tinangtu mo bakal nanjung.

8. PUPUH KINANTI

KANYAAH INDUNG
Kanyaah indung mo suwung,
lir jaladri tanpa tepi,
lir gunung tanpa tutugan,
asihna teuing ku wening,
putra teh didama-dama,
dianggo pupunden ati.

9. PUPUH LAMBANG

WAWANGSALAN
Dialajar wawangsalan,
saperti tatarucingan,
cik naon atuh maksudna,
teangan naon wangsalna,
gedong ngambang di sagara,
ulah kapalang diajar,
keuyeup gede di lautan,
kapitineung salawasna.

10. PUPUH LADRANG

MOKAHAAN
Aya hiji anak bangkong leutik,
mokahaan,
maksudna ngelehkeun sapi,
nahan napas antukna bitu beuteungna.

11. PUPUH MAGATRU

KASARLEMES
Dupi irung lemesna teh nya pangambung,
pipi mah disebat damis,
upami buuk mah rambut,
ceuli sok disebat cepil,
kasarna angkeut mah gado.

12. PUPUH MASKUMAMBANG

BUDAK JAIL
Anak manuk dikatepel budak jail,
jangjangna getihan,
rek hiber teu bisa usik,
duh manusa kaniaya.

13. PUPUH MIJIL

NUNGTUT ELMU
Najan cicing nya di tepiswiring,
kade ulah bodo,
kudu tetep nungtut elmu bae,
sabab jalma nu loba pangarti,
hirup tangtu hurip,
mulus tur rahayu.

14. PUPUH PANGKUR

KA SAKOLA
Seja miang ka sakola,
rek diajar nambahan elmu pangarti,
pigeusaneun bekel hirup,
sabab mungguhing manusa,
kudu pinter beunghar ku elmu panemu,
komo jaman pangwangunan,
urang kudu singkil bakti.

15. PUPUH PUCUNG

TATAKRAMA
Mangka inget tatakrama sopan santun,
tanda jalma iman,
nyarita jeung amis budi,
da basa mah lain barang anu mahal.

16. PUPUH WIRANGRONG

SIEUN DORAKA
Kuring moal deui-deui,
gaduh panata nu awon,
ngabantah nu jadi indung,
sieun dibendon ku Gusti,
kawas Dalem Boncel tea,
doraka ti ibu-rama.

17. PUPUH SINOM

TATAR SUNDA
Tatar Sunda estu endah,
lemah cai awit jadi,
sarakan asal gumelar,
amanat Ilahi Robbi,
titipan nini aki,
wajib dijaga dijungjung,
basa katut budayana,
padumukna luhung budi,
insya-Allah tatar Sunda karta harja.

Gapuraning Gusti, 1992.
Rumpaka Pupuh Asmarandana, Dangdanggula, Kinanti, Sinom Tina Buku Wulang Krama karya Drs. R.H. Hidayat Suryalaga.
Sumber: http://www.sundanet.com

By ProMu Ass...
Celempungan adalah grup musik yang merupakan bagian perkembangan dari celempung. Celempung sendiri merupakan alat musik yang terbuat dari hinis bambu yang memanfaatkan gelombang resonansi yang ada dalam ruas batang bambu. Saat ini celempung yang waditranya mempergunakan bambu masih dipertahankan di Desa Narimbang Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang. Namun dalam celempungan, waditra celempungnya sudah diganti oleh kayu yang dibentuk ruang segi delapan yang hinis bambunya diganti dengan plat dari besi.


Alat pemukulnya terbuat dari bahan bambu atau kayu yang ujungnya diberi kain atau benda tipis agar menghasilkan suara nyaring. Cara memainkan alat musik ini ada dua cara, yaitu a) cara memukul; kedua alur sembilu dipukul secara bergantian tergantung kepada ritme-ritme serta suara yang diinginkan pemain musik,b) pengolahan suara; Yaitu tangan kiri dijadikan untuk mengolah suara untuk mengatur besar kecilnya udara yang keluar dari bungbung (badan) celempung. Jika menghendaki suara tinggi lubang (baham) dibuka lebih besar, sedang untuk suara rendah lubang ditutup rapat-rapat Suara celempung bisa bermacam-macam tergantung kepada kepintaran si pemain musik. Untuk saat ini alat musik ini sudah jarang dimainkan , dalam ensambel celempungan perannya sudah diganti dengan kendang dan kulanter.

Selain waditra tersebut, dalam celempungan waditranya sudah ditambah dengan kecapi dan biola. Jadi kata celempu-ngan adalah kesenian celempung yang sudah ditambah dengan waditra lain. Katan “ngan” menganalogikan adanya penambahan fungsi waditra dengan maksud untuk membuat celempung lebih halus dan lebih bernada.

Waditra celempung sendiri aslinya adalah alat yang tidak memliki nada baku, karena bunyi celempung keluar ketika alatnya dipukul pada pelat besinya, yang pada sebelum bunyi dihasilkan dengan cara memeukul hinis bambu, yang mana nadanya keluar sesuai dengan keinginan atau kepiawaian si penambuh waditra. Dalam celempungan, waditra kacapi dan biola adalah penuntun nada, dimana laras yang dipakai bisa jatuh pada salendro atau pelog, sedangkan dalam celempung nada yang dihasilkan bisa fleksibel yang kondisinya tidak dipatok oleh nada, bahkan celempung ini seringkali jatuh pada nada dimana tidak di salendro ataupun di pelog, nada tersebut sementara ini dinamakan nada timber, dia ada tapi belum terdeskripsikan dengan jelas, tapi jika hal ini di teliti lebih lanjut dia akan bisa memiliki nada yang mana alat yang dipakai bisa disesuaikan dengan keinginan si penabuh, karena bunyi yang dihasilkan dalam celempung sangat tergantung pada tipis tebalanya bambu yang dipakai.

Adapun lagu-lagunya adalah seperti Galuh dan Maung Lugay, juga Kidung Rahayu. Dilihat dari perkembangan nada yang dipakai bisa di pastikan celempungan lahir sesudah musik celempung ada, hanya tepat masanya sampai hari ini belum bisa ditentukan kapan celempung lahir begitu juga celempungan, karena dalam sejarah seni pertunjukan belum ada sumber lisan ataupun tulisan yang merujuk hal ini. Maka kami rekomendasikan hal ini untuk bisa diteliti lebih lanjut oleh para ahli seni yang juga konsen terhadap seni pertunjukan, karena walau bagaimana pun celempung dan celempungan pada sekarang walaupun pelaku dan penikmatnya masih terbatas, bahkan seniman celempung sudah hampir punah, maka hal ini sudah selayaknya untuk bisa lebih diperhatikan lagi. Dan untuk pemerintah dukungan moril mapun materil terhadap perkembangan seni ini, seyogyanya juga bisa lebih besar lagi, karena hampir bisa di pastikan kalau seni ini adalah warisan tak ternilai dari para karuhun Sunda dimasa lampau dengan budayanya yang bersifat agraris, mereka sudah mampu untuk mengembangkan estetika bunyi yang dihasilkan oleh ruas batang bambu yang merupakan salahsatu cirri seni agraris. Dalam celempungan estetikanya semakin kentara karena inovasi penggabungan waditra kacapi dan biola yang nada-nadanya sudah terbentuk sempurna dalam dawai yang mengalun syahdu.



beberapa gambar celempung..
                                                                      celempung set

 celempung tunggal



by : ProMu Ass...

Aksara Sunda Baku merupakan sistem penulisan hasil penyesuaian Aksara Sunda Kuna yang digunakan untuk menuliskan Bahasa Sunda kontemporer. Saat ini Aksara Sunda Baku juga lazim disebut dengan istilah Aksara Sunda.

Latar Belakang dan Sejarah

Setidaknya sejak Abad IV masyarakat Sunda telah lama mengenal aksara untuk menuliskan bahasa yang mereka gunakan. Namun demikian pada awal masa kolonial, masyarakat Sunda dipaksa oleh penguasa dan keadaan untuk meninggalkan penggunaan Aksara Sunda Kuna yang merupakan salah satu identitas budaya Sunda. Keadaan yang berlangsung hingga masa kemerdekaan ini menyebabkan punahnya Aksara Sunda Kuna dalam tradisi tulis masyarakat Sunda.
Pada akhir Abad XIX sampai pertengahan Abad XX, para peneliti berkebangsaan asing (misalnya K. F. Holle dan C. M. Pleyte) dan bumiputra (misalnya Atja dan E. S. Ekadjati) mulai meneliti keberadaan prasasti-prasasti dan naskah-naskah tua yang menggunakan Aksara Sunda Kuna. Berdasarkan atas penelitian-penelitian sebelumnya, pada akhir Abad XX mulai timbul kesadaran akan adanya sebuah Aksara Sunda yang merupakan identitas khas masyarakat Sunda. Oleh karena itu Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat menetapkan Perda No. 6 tahun 1996 tentang Pelestarian, Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Sastra, dan Aksara Sunda yang kelak digantikan oleh Perda No. 5 tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah.
Pada tanggal 21 Oktober 1997 diadakan Lokakarya Aksara Sunda di Kampus UNPAD Jatinangor yang diselenggarakan atas kerja sama Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran. Kemudian hasil rumusan lokakarya tersebut dikaji oleh Tim Pengkajian Aksara Sunda. Dan akhirnya pada tanggal 16 Juni 1999 keluar Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 343/SK.614-Dis.PK/99 yang menetapkan bahwa hasil lokakarya serta pengkajian tim tersebut diputuskan sebagai Aksara Sunda Baku.
Saat ini Aksara Sunda Baku mulai diperkenalkan di kepada umum antara lain melalui beberapa acara kebudayaan daerah yang diadakan di Bandung. Selain itu, Aksara Sunda Baku juga digunakan pada papan nama Museum Sri Baduga, Kampus Yayasan Atikan Sunda dan Kantor Dinas Pariwisata Daerah Kota Bandung. Langkah lain juga diambil oleh Pemerintah Daerah Kota Tasikmalaya yang menggunakan Aksara Sunda Baku pada papan nama jalan-jalan utama di kota tersebut.
Namun demikian, setidaknya hingga akhir tahun 2007 Dinas Pendidikan Nasional Propinsi Jawa Barat belum juga mewajibkan para siswa untuk mempelajari Aksara Sunda Baku sebagaimana para siswa tersebut diwajibkan untuk mempelajari Bahasa Sunda. Langkah memperkenalkan aksara daerah mungkin akan dapat lebih mencapai sasaran jika Aksara Sunda Baku dipelajari bersamaan dengan Bahasa Sunda. Dinas Pendidikan Nasional Propinsi Lampung dan Propinsi Jawa Tengah telah jauh-jauh hari menyadari hal ini dengan mewajibkan para siswa Sekolah Dasar yang mempelajari bahasa daerah untuk juga mempelajari aksara daerah.

Perbandingan antara Aksara Sunda Baku dan Sunda Kuna

Sebagaimana diungkapkan di atas, Aksara Sunda Baku merupakan hasil penyesuaian Aksara Sunda Kuna yang digunakan untuk menuliskan Bahasa Sunda kontemporer. Penyesuaian itu antara lain didasarkan atas pedoman sebagai berikut:
  • bentuknya mengacu pada Aksara Sunda Kuna sehingga keasliannya dapat terjaga,
  • bentuknya sederhana agar mudah dituliskan,
  • sistem penulisannya berdasarkan pemisahan kata demi kata,
  • ejaannya mengacu pada Bahasa Sunda mutakhir agar mudah dibaca.
Dalam pelaksanaannya, penyesuaian tersebut meliputi penambahan huruf (misalnya huruf va dan fa), pengurangan huruf (misalnya huruf re pepet dan le pepet), dan perubahan bentuk huruf (misalnya huruf na dan ma).

Sistem penulisan Aksara Sunda Baku

Aksara Ngalagena

Sunda Ka.png = ka Sunda Ga.png = ga Sunda Nga.png = nga
Sunda Ca.png = ca Sunda Ja.png = ja Sunda Nya.png = nya
Sunda Ta.png = ta Sunda Da.png = da Sunda Na.png = na
Sunda Pa.png = pa Sunda Ba.png = ba Sunda Ma.png = ma
Sunda Ya.png = ya Sunda Ra.png = ra Sunda La.png = la
Sunda Wa.png = wa Sunda Sa.png = sa Sunda Ha.png = ha

Rarangkén

Berdasarkan letak penulisannya, 14 rarangkén dikelompokkan sebagai berikut:
  • rarangkén di atas huruf = 5 macam
  • rarangkén di bawah huruf = 3 macam
  • rarangkén sejajar huruf = 5 macam
a. Rarangkén di atas huruf
Sundanese sign panghulu.png panghulu, membuat vokal aksara Ngalagena dari [a] menjadi [i]. Contoh: Sunda Ka.png = kaSundanese sign 
panghulu.png = ki.
Sundanese sign pamepet.png pamepet, membuat vokal aksara Ngalagena dari [a] menjadi [ə]. Contoh: Sunda Ka.png = kaSundanese sign 
pamepet.png = ke.
Sundanese sign paneuleung.png paneuleung, membuat vokal aksara Ngalagena dari [a] menjadi [ɤ]. Contoh: Sunda Ka.png = kaSundanese sign 
paneuleung.png = keu.
Sundanese sign panglayar.png panglayar, menambah konsonan [r] pada akhir suku kata. Contoh: Sunda Ka.png = kaSundanese sign 
panglayar.png = kar.
Sundanese sign panyecek.png panyecek, menambah konsonan [ŋ] pada akhir suku kata. Contoh: Sunda Ka.png = kaSundanese sign 
panyecek.png = kang.
b. Rarangkén di bawah huruf
Sundanese sign panyuku.png panyuku, membuat vokal aksara Ngalagena dari [a] menjadi [u]. Contoh: Sunda Ka.png = kaSundanese sign 
panyuku.png = ku.
Sundanese sign panyakra.png panyakra, menambah konsonan [r] di tengah suku kata. Contoh: Sunda Ka.png = kaSundanese sign 
panyakra.png = kra.
Sundanese sign panyiku.png panyiku, menambah konsonan [l] di akhir suku kata. Contoh: Sunda Ka.png = kaSundanese sign 
panyiku.png = kla.
c. Rarangkén sejajar huruf
Sundanese sign paneleng.png panéléng, membuat vokal aksara Ngalagena dari [a] menjadi [ɛ]. Contoh: Sunda Ka.png = kaSundanese sign 
paneleng.png = .
Sundanese sign panolong.png panolong, membuat vokal aksara Ngalagena dari [a] menjadi [ɔ]. Contoh: Sunda Ka.png = kaSundanese sign 
panolong.png = ko.
Sundanese sign pamingkal.png pamingkal, menambah konsonan [j] di tengah suku kata. Contoh: Sunda Ka.png = kaSundanese sign 
pamingkal.png = kya.
Sundanese sign pangwisad.png pangwisad, menambah konsonan [h] di akhir suku kata. Contoh: Sunda Ka.png = kaSundanese sign 
pangwisad.png = kah.
Sundanese sign pamaeh.png patén atau pamaéh, meniadakan vokal pada suku kata. Contoh: Sunda Ka.png = ka → pamaeh = k.

Angka

Sundanese digit 1.png = 1 Sundanese digit 2.png = 2
Sundanese digit 3.png = 3 Sundanese digit 4.png = 4
Sundanese digit 5.png = 5 Sundanese digit 6.png = 6
Sundanese digit 7.png = 7 Sundanese digit 8.png = 8
Sundanese digit 9.png = 9 Sundanese digit 0.png = 0
Dalam teks, angka diapit oleh dua tanda pipa | ... |.
Contoh: |Sundanese digit 2.pngSundanese digit 4.pngSundanese digit 0.png| = 240

Tanda baca

Di masa sekarang, aksara Sunda menggunakan tanda baca Latin. Contohnya: koma, titik, titik koma, titik dua, tanda seru, tanda tanya, tanda kutip, tanda kurung, tanda kurung siku, dsb.
Diberdayakan oleh Blogger.

Anu Ninggal